3 Hari di Budapest – Hari Ketiga

Day 3

Ikuti perjalananku di Budapest untuk 2 hari sebelumnya di http://wp.me/p3rRlp-sV dan http://wp.me/p3rRlp-ti

3 Hari di Budapest - Hari Ketiga14

Cantiknya kota Budapest di musim panas…

Ini hari terakhirku di Budapest. Tempat berikutnya yang kuincar adalah mengunjungi The House of Terror (Terror Haza Muzeum). Untuk menemukan tempat ini, sebetulnya mudah saja, karena masih terletak di jalan Andrássy. Namun saat itu aku cukup panik karena sudah berjalan jauh dan belum menemukan tempat ini, ditambah lagi saat hendak bertanya dengan penduduk setempat, banyak dari mereka yang tidak berbahasa Inggris. Sambil menunjukkan tempat tersebut dalam peta, aku coba menanyakan arah, dengan semangat orang-orang memberitahukan arah sambil menggunakan bahasa Magyar (Hungaria) tentu saja aku tidak mengerti. Akhirnya setelah lelah berjalan dan hampir putus asa, aku pun cuek saja duduk di salah satu kursi yang berada di tempat perhentian bus. Yang aku suka dari berjalan kaki adalah aku dapat lebih detil melihat keadaan kota yang kukunjungi. Dan setelah melihat ke kiri dan kanan, akhirnya aku melihat sebuah Opera House yang bagus sekali. Iseng-iseng aku masuk ke dalamnya dan menemukan toko souvernir. Akhirnya aku membeli beberapa kotak musik klasik yang menjadi favoritku untuk menemaniku tidur kemudian. Budapest memang negara yang kerap dipengaruhi oleh para musisi-musisi klasik seperti Mozart, Beethoven, Franz Schubert, Bach dan lain-lain.

Setelah iseng-isengku selesai, aku pun melanjutkan perjalanan dan untungnya bertemu dengan seorang anak muda yang bisa berbahasa Inggris. Katanya lurus saja, dan aku akan menemukan gedung berwarna abu-abu dengan desain yang sangat berbeda dari bangunan-bangunan disekitarnya. Betul saja, beberapa menit kemudian setelah berjalan, akhirnya terlihat The House of Terror yang kucari-cari dari tadi.

3 Hari di Budapest - Hari Ketiga1

3 Hari di Budapest - Hari Ketiga2

3 Hari di Budapest - Hari Ketiga15

Bagian depan dari The House of Terror

3 Hari di Budapest - Hari Ketiga16

3 Hari di Budapest - Hari Ketiga17

3 Hari di Budapest - Hari Ketiga18

3 Hari di Budapest - Hari Ketiga19

3 Hari di Budapest - Hari Ketiga20

3 Hari di Budapest - Hari Ketiga21

Beberapa photo dari bagian dalam The House of Terror

Betul saja seperti dugaanku, museum ini super keren dan harus menjadi bagian dari must seen places di Budapest! Harga tiketnya sekitar 2000 HUF (lagi!) dan museum buka dari pukul 10 pagi hingga 6 sore. Jangan lupa, tiap Senin di Budapest, seluruh Museum tutup. Jika kamu ingin mengunjungi museum ini dengan Metro, jangan takut, karena ternyata caranya mudah. Kamu bisa naik Metro Line 1 dan turun di  Vörösmarty utca atau naik tram no. 4 atau 6 dan turun di Oktogon. Dari Oktogon, kamu perlu berjalan sedikit lagi untuk mencapai The House of Terror. Kamera dan berphoto-photo sangat dilarang di museum ini (umm, tapi saya diem-diem photo pakai hp *pengakuan* jadi ada tuh terselip photo-photo tentang isi Museum, supaya kamu jangan penasaran 😉 ), jadi kamu bisa menitipkan tas kamu secara cuma-cuma di cloak room.

Baru saja aku masuk ke dalam museum, rasanya sudah merinding membayangkan jaman komunis yang pernah menghantui kota Budapest pada masa 1945 – 1992. Museum ini masih tergolong baru, walau bangunannya adalah asli tempat dimana Arrow Party (partai komunis saat itu) beroperasi. Cukup mengagetkan bahwa rumah bernomor 60 yang terletak di jalan Andrássy ini tidak disangka-sangka menjadi tempat pembantaian para korban komunis. Apalagi karena jalan Andrássy ini merupakan jalan megah kota Budapest yang dapat disandingkan dengan jalan Champs-Élysées yang terkenal di kota Paris. Bangunan yang terdiri dari 4 lantai ini, termasuk basement, mempunyai sejarah kelam yang membuat bibir kelu ketika menyusuri lantai demi lantai. Di bagian bawah, terdapat beberapa penjara untuk tawanan politik dan tempat guillotine. Bahkan ada satu penjara yang hanya muat untuk satu orang berdiri, tanpa bisa duduk atau tiduran.

Groundfloor yang merupakan pintu masuk awal memiliki koleksi-koleksi patung jaman romawi, dimana lantai 1 dan lantai 2 adalah tempat-tempat kaya akan sejarah yang sangat menarik untuk dilihat ruangan demi ruangan. Tepat di setiap pintu masuk ruangan, terdapat kertas informasi men yang berisi dua bahasa, Inggris dan Magyar. Ruangan demi ruangan di desain sedemikian rupa, sehingga kita memahami seperti apa suasana dan situasi pada jaman itu. Untuk lebih jelasnya kamu bisa cek tentang museum ini di www.terrorhaza.hu. Buat kamu yang suka sejarah, jangan sampai tempat ini terlewatkan.

Selesai dengan The House of Terror, aku pun melanjutkan perjalanan menuju St. Stephen’s Basilica (Szent István-bazilika), sebuah gereja Roman Catholic untuk menghargai Raja pertama Hungaria, Stephen pada tahun 975 – 1038. Saat aku berkunjung, sedang berlangsung sebuah misa. Kamu boleh saja masuk ke dalam gereja saat misa berlangsung, tetapi kamu harus membuka topi dan tidak boleh berisik. Kalau mau photo-photo pun, dilarang menggunakan flash, karena itu akan sangat menggangu sekali bagi mereka yang sedang beribadah.

3 Hari di Budapest - Hari Ketiga22

3 Hari di Budapest - Hari Ketiga3

Ibadah sedang berlangsung di dalam St Stephen’s Basilica

3 Hari di Budapest - Hari Ketiga4

3 Hari di Budapest - Hari Ketiga5

Dua wanita ini sedang berdoa secara hikmat di dalam gereja

Di samping pintu depan St. Stephen’s Basilica, terdapat banyak kafe dan restaurant yang menjadi tempat favorite banyak anak muda dan turis.

3 Hari di Budapest - Hari Ketiga7

3 Hari di Budapest - Hari Ketiga6

Cafe Montmartre yang bukan di Montmartre 😀

Sore hampir tiba, sungai Danube pun menjadi pilihan yang menarik untuk menikmati sunset di kota Budapest. Tadinya aku bingung melihat banyak sepatu-sepatu yang terdapat di pinggir sungai. Aku pikir itu sepatu bekas yang dibuang orang, ternyata sepatu itu memang di lem dan sudah sangat keras. Sepatu-sepatu tersebut adalah milik para korban Arrow Party yang ditembak dan jatuh tenggelam di sungai Danube. Aku pun langsung meringis membayangkan kejadian waktu itu. 

3 Hari di Budapest - Hari Ketiga8

3 Hari di Budapest - Hari Ketiga9

Chain Bridge, jembatan penghubung Buda dan Pest

3 Hari di Budapest - Hari Ketiga23

Sepatu milik korban Arrow Party

Saat berjalan-jalan sambil menikmati sunset di pinggir sungai Danube, pikiranku pun berkecamuk dengan sejarah yang kental terasa di sungai ini. Apalagi melihat sepatu-sepatu milik para korban Arrow Party yang disemat sempurna sebagai sebuah monumen pengingat. Tanpa sadar, sebuah refleksi diri pun muncul…

“No one can see the future, as everyone can see the past.
No one can learn from future as everyone can learn from the past.

In this river, past and future have been created.

In the beam of the sunset, under the shadow of the castle hills.

The wave of the river tells everyone who wants to hear lots of stories.

Story about the past, story about heroes, story about betrayal, story about sacrifice, story about life, story about death.

When you are taking the risk, forget the past, living in the presence and being peace with what future might hold for you,

then you can live your life so free as the wind..”

Tepat dihadapanku, Castle Hill menjadi background indah untuk menutup hari. I love Budapest, this is one of my journet that I will never easily forget!

 

3 Hari di Budapest - Hari Ketiga12

3 Hari di Budapest - Hari Ketiga11

3 Hari di Budapest - Hari Ketiga13

Setelah membaca perjalanan selama 3 hariku di Budapest, kamu mau juga kesana? 🙂

Cheers,

Dea

8 Comments Add yours

  1. entin says:

    salam kenal mba dea… saya ada rencana mau ke budapest april2015 ini… kalo dalam 1 hari saran nya kemana aja yach… apakah lokasi wisatanya berdekatan atau harus pindah2 metro.. trims entin

    Like

    1. Dea Sihotang says:

      Kalau dalam satu hari, better sih ke Hosok Tere paginya, terus jalan-jalan disitu, liat-liat museum, lalu jalan kaki ke House of Terror (tempatnya sedih, tapi saya sukaa banget), terus lanjut ke Castle Hills buat liat-liat disana, sekalian ambil photo dari hill ke city. Terus turun deh ke Danube river, biar bisa dpt sunset disitu, tmptnya kece. Nah kalau masih kuat, ke Citadel, yang ada patung Perempuan bawa daun palem itu.. Dari situ, seluruh kota Budapest saat malam terlihat cantiiik banget 🙂

      Like

  2. kheyansory says:

    Halo mba Dea 🙂 Thanks udah sharing pengalamannya ke Budapest. Saya mau tanya gimana pengalaman mba Dea dengan public transport di Budapest. Banyak yang bilang di Internet pengalaman mereka dengan petugas pemeriksa tiket di metro station sangat ga menyenangkan & turis sering dijadikan sasaran petugas pemeriksa tiket. Ada rekomendasi juga kira-kira untuk hotel tinggal di daerah mana yang paling enak? Di sisi Buda atau di sisi Pest yang lebih banyak obyek wisatanya?

    Thank you sebelumnya.

    Like

    1. Dea Sihotang says:

      Hello, maaf ya baru buka blog 🙂 Waktu itu sih aku stay di Hotel Rila, Budapest (area Pest – karena kalau Buda kan di hill, pertimbangannya transportasi susah kayanya), dekat dengan Metro tapi agak jauh dari city center. Dulu pengalaman aku dengan petugas pemeriksa tiket baik-baik saja. Selama kita sopan dan tanya ke mereka, mereka akan jawab kok. Cuma emang mereka kurang bisa bahasa Inggris. Jangan lupa ya photo tempat stasiun tempat berhenti/naik, soalnya namanya susah, suka lupa2 terus dan biar jangan nyasar. Metronya sama saja kaya di Praha/Eropa lain, walau lebih tua pastinya 🙂 Enjoy Budapest! Saya suka banget kota ini, feels like magical!!

      Like

  3. javanicblue says:

    Hai Dea, bagaimana safety di Budapest? Banyak info kota ini kurang ramah dengan turis. Ada pengalaman ke money changer untuk tukar Euro ke Florint?

    Like

    1. Dea Sihotang says:

      Hello 🙂 Saya sih merasa aman-aman saja disana… Waktu itu saya keliling-keliling kota sendirian ga ada yang aneh-aneh kok. Memang disana banyak homeless ya, dan banyak banget orang yang “cemberut” ; so far itu aja. Kalau untuk money changer, aku agak lupa deh, dulu ambil via ATM atau Money Changer, untuk menghindari scam sih sebaiknya hati-hati dengan money changer yang menawarkan rate yang luar biasa menarik. Dan jangan lupa di cek uang-uangnya ya (kembalian sama yang ditukarkan) apakah betul HUF/Euro atau mata uang lain yang diselipkan. All in all, you will love Budapest, it’s beautiful city!

      Like

  4. Niken Larasati says:

    Hai kak….

    Mau tanya, aku ada rencana exchange dan tinggal di budapest selama 10bulan, but i really have no idea budapest itu gimana. Kira2 living cost disana gimana ya kak? Thx kak.

    Like

    1. Dea Sihotang says:

      Hello Niken, menurut aku di Budapest itu cukup murah ya. Lebih murah dari Ceko, bahkan jauuhhh lebih murah dari Belanda dan kawan-kawannya di Eropa Barat 🙂 Cowoknya juga cakep-cakep jadi jaga-jaga iman yaks hahaha 😀

      Like

Leave a comment